Sunday, April 17, 2011

Four Brother (Prolog)

Four Brothers

“Massitta.. pasti mereka semua suka sama apa yang aku masak.” Kataku reflek setelah mencicipi soup buatanku untuk sarapan aku pagi ini. “pasti kami semua suka sama makananmu Woonie..” aku terkaget dengan suara yang agak berat namun indah itu.
“ah.. oppa! Kau membuatku kaget saja!” kataku sambil memukul tangannya yang hendak menyomot kimchi yang ada di atas meja.
“ih.. ini yeoja galak amat. Jangan galak-galak donk.. nanti oppamu yang cakep ini jadi jelek gimana?” Katanya sambil memelukku dari belakang. “ah oppa cabul. OPPA CABUL!! Awas aku bilangin umma sama appa. Sekalian aku bilangin wookie oppa!” kataku sambil memukul perutnya.
“jangan dong Woonie. Mianhae.” Katanya sambil masang tampang babbonya. “ya udah! Aku mau membangunkan yang lain dulu. Kau tidak boleh menyomot apapun sampai semuanya lengkap. Arra?” teriakanku hanya disambut anggukan pasrah darinya.
Aku menaiki tangga menuju lantai dua. Aku membuka pintu kamar yang berada paling dekat dengan tangga. Aku berjalan masuk ke kamar yang bisa dibilang kamar yang paling rapih di rumah ini. Dia sudah bangun. Pasti sedang di kamar mandi. “cklek.” Benar tebakanku.
“oppa.. ma.” kata-kataku terputus begitu melihat sosok yang baru saja keluar dari kamar mandi. “oh Woonie. Waeyo?” ah! Mengapa dia tidak gugup? “oppa..” aku ingin berkata tetapi suaraku nggak bisa keluar. Aku terlalu menikmati indahnya ciptaan Tuhan yang ada di depan mataku.
Mungkin karena melihatku tidak bereaksi sosok tersebut mendekatiku dan memegang pundakku. “waeyo Woonie?” suaranya benar-benar memancarkan kekhawatiran yang mendalam. Dia mendekatkan tubuhnya lagi. Namun.. “ahhhhhh….. kenapa oppaku semuanya cabul? Umma! Anak-anakmu yang sudah tua ini kenapa CABUL semua…” aku mendorong sosok itu agar menjauh dariku.
“mwo? Apa maksudmu Woon-ah?” sepertinya dia kaget dengan sikapku. “oppa sih, keluar kamar mandi Cuma pake handuk doank..” kataku sambil menutupi mataku dengan tangan. “oh, mianhae. Kan memang biasanya aku keluar kamar mandi gini doank. Kamu aja yang tiba-tiba masuk. Oh ya, emang kamu mau ngapain ke sini?” aku teringat akan tujuanku ke sini.
“makanannya sudah siap. Kalo udah selesai bersiap-siap langsung turun. Oh ya, oppa jangan lupa oppa punya PR fisika. Jangan lupa dibawa.” Dia mendekat lagi padaku. Aku sedikit mundur. “kamsahamnida Woonie. Muah.”
“AAAAHHHH!! Aku ternodai! Dasar cabul!” aku langsung keluar dari kamar setelah sosok itu mencium pipiku.
Sekarang aku menuju kamar si kembar. Kamar mereka berada di sebelah kamarku. Aku membuka kamar mereka. Kamar yang sangat berantakan. Mereka berdua sedang memakai seragam masing-masing. Aku tersenyum melihat mereka. “ya maknaedeul, makanannya sudah siap.” Mereka mengacuhkanku. Aku tidak akan menyerah.
“Ya udah, padahal hari ini aku memasak sup daging dan kimchi yang sangat lezat. Kalau begitu aku habiskan dengan kedua oppaku saja ah!” begitu mendengar kata-kata sup daging, mereka langsung menatapku dengan kedua puppy eyes mereka. “ah, noona. Saranghae.” Mereka memelukku sangat erat. Hamper saja aku kehabisan nafas.
“ya udah, kalo udah selesai langsung turun ya. Dan.. JANGAN LUPA MEMBERESKAN KAMAR YANG SUDAH SEPERTI KANDANG INI! Aku beri kalian waktu sampai nanti malam. ARRA?” mendengar teriakanku puppy eyes mereka langsung lenyap begitu saja dan dengan kompak mereka menganggukkan kepala mereka. “bagus. Noona turun duluan ya..” lalu aku meninggalkan mereka dan turun menuju ruang makan.
Dua orang cabul itu sudah duduk manis di atas kursi. Aku langsung menuju dapur dan menaruh sup buatanku di atas meja makan dan menyiapkan yang lainnya. 2 gelas susu coklat untuk maknaedeul, 1 susu vanilla dan 1 kopi untuk dua orang cabul, dan satu susu tawar yang sudah pasti untukku. Akhirnya dua maknaedeul turun dari kamar mereka. Kami berlima pun memulai makan kami.
“Noona, massitta. Jongmal.” Aku tersenyum mendengar kata-kata dari sang maknae. “kamsahamnida. Oh ya, aku nanti berangkat sekolah bawa mobil. Maknaedeul mau berangkat sama siapa?” aku menoleh ke arah mereka. “bareng Noona.” Jawab mereka kompak. “ya udah, oppa berarti berangkat sendiri?” tanyaku pada ‘sosok cabul’ tersebut.
“shirro. Aku mau sama kamu juga.” “ya udah. Ayo sekarang berangkat. Oh ya, oppa cabul 1! Karena kamu kuliah siang, jadi kamu yang membereskan ini semua ya? YA?” aku agak meninggikan suaraku. Dan pertanyaanku itu disambut dengan anggukan. Lalu kami berempat langsung pergi meninggalkan rumah dan menuju sekolah.

OoOoOoOoOoOoOoO

Oh ya, aku belum ngasih tahu siapa aku. Perkenalkan, Kim Jiwon imnida. Tapi orang-orang sering manggil aku Woonie. Terserah mereka saja. Aku adalah anak dari Kim Youngwon dan Go Eun Ah yang kini sudah berganti nama menjadi Kim Eun Ah. Orang tuaku adalah pengusaha yang sangat sukses di Korea maupun luar Korea. Tapi, sudah 2 setengah tahun mereka tidak tinggal di Korea. Mereka pindah ke Paris karena urusan bisnis.
Aku di Korea ini tidaklah tinggal sendiri. Aku tinggal bersama empat saudara namja yang over protective. EMPAT saudara NAMJA yang SANGAT OVER PROTECTIVE. Aku anak ketiga, jadi aku punya dua kakak dan dua adik. Dan, adikku itu kembar.
Aku kenalin sodara-sodaraku ya. Yang pertama adalah si oppa cabul 1 atau Kim Jongwon, biasanya dipanggil Yesung. Dia sekarang berumur 19 tahun. Dia kuliah di University of Seoul. Universitas yang katanya isinya ntuh anak orang kaya, pinter plus cakep. Kakakku itu termasuk mahasiswa yang sangat popular di kampusnya. Aku gak tahu apanya dia yang bikin dia popular. Pinter iya sih, kaya gak usah ditanya, tapi tampangnya itu lho. Cakep? Enggak banget, tampangnya kan kaya orang babbo berkepala besar. He.. mianhae oppa.
Yesung oppa mempunyai rahasia besar. Dia menyukai teman sekelasku yang bernama Kim Ryeowook atau biasanya aku manggil Wookie Oppa. Ya, Wookie Oppa itu seorang namja. Oppaku juga seorang namja. Aku gak tahu kenapa Yesung oppaku ini bisa menyukai sesame jenis. Tapi aku gak masalah sih. Love is Blind you know?
Yang kedua adalah si ‘Sososk Cabul’ atau nama lengkapnya Kim Doojoon. Atau biasa dipanggil Doojoon. Doojoon oppa berumur 18 tahun. Dia sekarang duduk di kelas 12 atau 3 SMA. Dia termasuk namja popular di sekolahnya. No, keluarga kami termasuk orang-orang popular di sekolah kami. Doojoon oppa, aku dan kedua dongsaengku bersekolah di Seoul Highschool. Sekolah tempat anak-anak kaya, pinter plus cakep. Oppaku yang ini masih belum diketahui dia suka yeoja ato namja.
Jika kami sekeluarga dateng di sekolah, baru saja kami keluar dari mobil sudah disambut dengan banyak teriakan dari penghuni sekolah. Aku sendiri gak tahu seberapa popularnya kami di sekolah ini. Tapi, yang aku tahu mereka sampai membuat K2FC. Atau bisa dibilang Kim Family Fans Club. Sedikit aneh memang mengetahui mereka juga gak jauh kaya, cakep serta pintar dari kami.
Keluarga kami memang pinter-pinter. Buktinya aku, aku berumur 16 tahun. Seharusnya aku baru kelas satu SMA. Tapi aku sekarang sudah kelas 2 SMA. Kalo kedua kakakku tidak lompat kelas dikarenakan mereka masih mau menikmati masa remaja mereka dengan bermain-main.
Nah yang terakhir adalah kedua adikku. Si kembar. Yang pertama adalah Kim Kyuhyun. Dia adalah anak yang dingin, gak peka, gak pedulian dan kawan-kawan. Dia adalah orang yang sangat gemar bermain PSP. Dia juga seperti Yesung oppa. Dia sangat tidak tertarik denga wanita. dia hanya tertarik dengan PSPnya. Dan tidak ada yang lebih menarik dari PSPnya kecuali satu orang. Lee Sungmin atau Minnie Oppa. Teman sekelas Doojoon oppa. Dan dia NAMJA.
Yang satunya namanya Kim Changmin. Awalnya kami memanggilnya dengan sebutan Minnie. Hanya saja katanya terlalu kekanak-kanakan, jadi kami memanggilnya Changmin. Changmin berbeda dengan Kyu ataupun Yesung oppa. Dia memang belum menunjukkan rasa sukanya pada yeoja, tapi dia tetap bukan seorang gay.
Walaupun dia sang maknae, dia adalah anggota keluarga yang paling tinggi. Dan kalian tahu siapa yang paling pendek? *aku gak diitung. Yap! Yesung Oppa (gak penting banget). Kyuhyun dan Changmin adalah yang paling cerdas. Mereka masih berumur 14 tahun dan sudah duduk di kelas 1 SMA.
Mereka semua—read: sodara-sodaraku— tidak akan pernah memperbolehkanku dekat dengan namja kecuali dengan persetujuan mereka. So, aku belum pernah pacaran satu kali pun. Aku punya teman akrab dari kalangan namja sih. Tapi mereka itu namja-namja cantik yang banyak disukai oleh namja-namja lainnya. Seperti Wookie Oppa, Minnie oppa, Key-ah, Henli-ah, Yang Yeoseob. Aku juga punya temen akrab dari kalangan Yeoja. Namanya Echa, Yoona, Tiffany dan Taeyeon. Kami berlima dibilang princessnya sekolah. Mungkin ini aja perkenalannya.

Woonie and Her First Love

OoOoOoOoOoOoOoO

“Echa!” Sapaku pada seorang yeoja yang menjadi teman sebangkuku.
“Ne, Waeyo?” Tanya balik si Echa.
“Echa, kamu udah ngerjain PR Matematika sampe selesai?” kataku sambil menyunggingkan senyum terindahku.
“udah, wae?”
“biasa. Aku ada yang gak bisa. Nyontek ya.”
“kamu ini pinter, tapi kalo ngerjain PR mesti disisain.” Sekarang Tiffany menimpali.
“ah Unni! biar aja. Orang udah jadi hobi kok.” Kataku sambil meringis.
“bener tuh kata maknae kita.” Aku menoleh ke asal suara.
“ah umma! Pogoshippeo!” aku langsung berlari memeluk sosok yang tadi membelaku.
“ya Woonie! Aku sudah memperingatimu untuk tidak memanggilku umma!” balas sosok itu.
“biarin aja. Taeyeon unni emang ummaku kok!” aku tertawa jail setelah mengatakan itu.
“hei Woonie! Kau jadi menyontek PRku atau tidak? Dan aku peringatkan kamu! Taeyeon unni itu juga ummaku!”aku menoleh kea rah Echa yang berteriak di telingaku.
“udah, kalian berdua nggak usah ngerebutin unni. unni ini umma kalian berdua. Kalian kalo terus bertengkar, umma gak kasih oleh-oleh lho.” Kata taeyeon umma. Aku dan Echa otomatis langsung diam.
“unni, gimana liburannya di Paris?” sekarang tiffany unni yang bertanya.
“seperti biasa. Lagi pula aku kan bukan liburan ke sananya. Aku kerja. Benar-benar melelahkan.”
“umma, emang pemotretan itu melelahkan ya? Wah anakmu Echa ini akan susah kalau kayak gini. Batal jadi model deh!”
“haha, kau ini ada-ada aja Echa. Gak begitu capek sih.”
“Echa, kalo kamu mau jadi model, mulusin dulu ntuh betis!” kataku dan Tiffany unni berbarengan.
“Aaaiisshh… awas ya kalian berdua!”
“lagi satu!” satu suara keluar dari yeoja manis yang sedari tadi dengan hidmat menyalin PR milik Tiffany.
“apa lagi? Kau juga akan mengejekku Yoona?” kata Echa masih sedikit keki.
“tahu aja, rapiin dulu gigimu. Habis itu kamu bisa jadi model.” Omongan Yoona disambut tawa anak-anak yang lain.
“ya Lim Yoona! Mulai sekarang kita putus!” tawa dari yang lain makin keras mendengar Echa ngambek.
“teeeett…teeett…” pertengkaranku dengan Echa terhenti karena bel tanda masuk sudah berbunyi.
“Aigoo.. hampir aja telat!” kulihat Key-ah sedang memasuki pintu kelas.
“hei yeppo! Mana wookie oppa?” tanyaku reflek begitu melihat wookie oppa yang notabene kakak kandung Key yang super duper rajin ntuh belum dateng.
“tadi dia sudah berangkat pagi-pagi sekali kok. Belum dateng?” si Key malah balik nanya.
“belum tuh yeppo.”
“hei! Jangan panggil aku Yeppo!”
“emang gue pikirin? eh, izinin aku ya yeppo. Aku mau nyari wookie oppa.” Kataku sambil mencubit pipi cabbynya.
-Jiwon’s POV End-

Jiwon menelusuri lorong yang ada di sekolahnya. Dia mencari sosok Kim Ryeowook.
“BRAK!”
Dia menabrak seseorang. “mian.. mian.. gue buru-buru jadi gak liat jalan...” kata-katanya terhenti ketika melihat siapa yang ia tabrak. “Oppa?”
“Oppa?” tanya lelaki yang lebih tua di sebelah sosok yang Jiwon tabrak itu.
“Mianhaeyo Jio seonsangnim...” kata Jiwon sambil menunduk ketika ia sadar ada guru+wali kelasnya disamping sesosok ‘oppa tersebut.
“gak papa Jiwon. Tapi kamu mau ke mana?” tanya Jio pada Jiwon.
“saya mencari Wookie oppa seonsaengnim. Dia tiba-tiba hilang.” Jio mengangguk mendengar perkataan Jiwon.
“oh ya u..”
“Hah?! Wookie ilang? Kemana dia Woonie?” tanya sosok ‘oppa’ itu begitu ia sadar apa yang dikatakan adiknya itu.
“ah, paling ketiduran di perpus. Dan.. apa yang kau lakukan di sini? Bukannya kau harusnya beres-beres rumah?” kata Jiwon sambil memegang pundak oppanya itu.
“lho? Kalian udah saling kenal?” pertanyaan Jio disambut anggukan kompak dari kedua kakak beradik itu.
“iya Jio seonsaeng. Aku adiknya Yesung oppa. Dan kenapa dia bisa ada di sini? Dan siapa makhluk dibelakangnya?”
“oh, Kim Jongwon-ssi akan mengajar di sini sebagai guru pengganti saya. Saya di tugaskan ke Mokpo. Jadi beliau akan menggantikan saya sebagai wali kelasmu. Dan yang di belakang Jongwon-ssi adalah Kenichi Matsuyama. Dia pindahan dari Jepang dan akan masuk di kelasmu. Oh ya, bukannya kamu harus mencari Ryeowook? Dan kami harus segera masuk ke kelas. Jika sudah ketemu langsung ke kelas ya Woonie.” Kata Jio sambil mengelus kepala Jiwon. Dan nggak tahu kenapa Yesung dan Kenichi sama-sama tidak suka melihatnya.
Jiwon pun segera menuju perpus untuk mencari Wookie oppa masih dengan kebingungan di otaknya. ‘Yesung oppa? Si otak yadong itu? Ngajar aku? Gak tau ah! Dan, siapa tadi? Kenichi Matsuyama? Cukup tampan. \(^o^)> au ah! Bodo amat!’ kata-kata itu terus keluar dari bibir indahnya.

OoOoOoOoOoOoOoO
Setelah Jiwon menemukan Ryeowook yang benar-benar tertidur dengan pulasnya di perpus, ia langsung balik ke kelas. Dia tidak ingin ketinggalan acara perkenalan dua makhluk baru di kelasnya. Walaupun dia sudah tahu siapa yang akan jadi wali kelasnya itu.
“ya Woonie! Kenapa kau buru-buru?”
“ada guru dan murid baru di kelas kita. Jio seonsaeng ditugaskan di Mokpo sehingga ada yang menggantikannya. Dan murid baru itu berasal dari Jepang. Aku gak mau ketinggalan acara perkenalan itu. Lagi pula kau pasti akan sangat senag sekali mengetahui siapa yang menggantikan Jio sonsaeng. Ayo cepat!”
Ryeowook mengikuti langkah yeodongsaengnya itu dengan pasrah. Akhirnya mereka sampai di depan kelas. Jieon mengetuk pintu dan membukanya. “saya datang sonsaeng. Saya berhasil ‘menemukan’nya.” Kata-kata Jiwon berbuah sebuah cubitan dari Ryeowook.
Ryeowook tidak melihat ke arah dua namja yang sedang berdiri di depan kelasnya itu. Dia langsung menuju bangkunya yang berada di sebelah bangku Key, adiknya sendiri. Sedangkan Jiwon langsung duduk di bangku tempatnya duduk. Sendiri.
“nah, karena semuanya udah lengkap, mari kita mulai perkenalannya. Silahkan Jongwon-ssi.” Mendengar perkataan Jio sonsaeng, Ryeowook langsung melempar tatapannya ke depan. Dia nampak sangat terkejut.
“annyeonghasaeyo, Kim..”
“Yesung Oppa~” belum selesai Yesung mengenalkan namanya, seluruh siswi di kelas itu meneriakkan namanya. Yesung memang sangat terkenal ketika dia masih sekolah di sana setahun yang lalu.
“ne, Kim Jongwon imnida. Kalian boleh memanggilku dengan Yesung Hyung atau pun Oppa. Saya akan menjadi wali kelas kalian untuk sementara menggantikan Jio sonsaeng. Mohon bantuannya.” Kata Yesung dengan tak lupa menyunggingkan senyum terindahnya yang berhasil membuat yeoja-yeoja di kelas itu berteriak histeris kecuali Jiwon, Echa, Yoona, Tiffany dan Taeyeon yang sudah tahu kebusukan Yesung Oppa secara detail. Sedangkan Ryeowook menatapnya sekilas dan melempar tatapan jangan-macam-macam-atau-kita-putus ke Yesung dan langsung menunduk.
“sudah, sekarang kita perkenalan murid baru dari Jepang.” Jio sonsaeng menghentikan teriakan melengking yang diciptakan oleh anak perempuan di kelasnya itu.
“annyeonghaseyo. Kenichi Matsuyama imnida. Jwisonghamnida bahasa korea saya kurang bagus. Saya berasal dari Jepang, namun ibu saya orang Korea, sehingga saya sedikit bisa bahasa korea. Mohon bantuannya.” Murid baru itu menundukkan tubuhnya.
Jiwon hampir saja terkakak mendengar 만두 yang diucapkan sang makhluk asing dari Jepang itu. Untungnya bisa ia tahan.
“ada pertanyaan yang mau diajukan?” tanya Jio kepada seluruh anak didiknya. Terlihat siswa-siswa di kelasnya gak begitu tertarik dengan makhluk di depan kelas mereka. Sedangkan yang siswi semuanya terpaku oleh makhluk indah di depan kelas mereka. Semua, kecuali Jiwon yang memang gak begitu memikirkan laki-laki dan Taeyeon yang memang udah punya pacar Leeteuk, teman sekelas Doojoon.
“kami harus memanggilmu siapa? Matsuyama-san? Kenichi-chan? Atau Kenichi-kun?” seluruh kelas kaget mengetahui siapa yang bertanya. Jiwon, sosok yang tidak peduli dengan laki-laki.
“kalian boleh memanggilku Kenichi-kun. Tapi untukmu noona, kau boleh memanggilku Nichi saja.” Jawab Kenichi sekenanya.
“Mwo? Noona? I’m the youngest here!”
“no, i’m younger than you, if you know.”
“up to you!” Jiwon menyerah setelah melihat Jio dan Yesung memelototinya.
“sudah.. sudah.. kalo kalian mau bertengkar lanjutkan nanti saja!” Jio menginterupsi muridnya yang bentar lagi menggila. “Jongwoon, kamu harus sabar menghadapi murid di kelas ini. Saking pinternya mereka, kadang sampai berbuat hal yang di luar kebiasaan.”
“saya sangat paham Jio sonsaeng. Saya sudah biasa menghadapi orang yang seperti itu.” Kata Yesung sambil menatap Jiwon dengan senyuman mautnya.
“kalo begitu, Matsuyama-san silahkan duduk di..” Jio melihat seisi kelasnya. Tumben kelasnya penuh sekali. Memang Cuma ada satu bangku yang belum terisi, tapi biasanya kelasnya pasti yang kosong lebih dari satu, karena anak kelas itu sebagian ada yang jadi entertain. Dia menemukan kursi kosong tersebut. “di kursi sebelah Jiwonnie. Yang akur ya. Kalo begitu bapak pergi dulu. Bapak sudah harus tiba di Mokpo nanti siang. Bye anak-anak! I Love U, and I’ll Miss You all!” Jio keluar dari kelasnya.
“selamat jalan Jio seonsaeng.. We Love You Too and We’ll Miss You. Jangan lupa oleh-oleh~” jawab anak kelas kompak.
“nah, sekarang kembali dengan saya di sini.” Yesung mengambil alih kelas.
“Ya! Yesung oppa! We miss you!” teriak salah satu siswi. Jessica.
“aku juga kangen kalian semua.”
“Ehem! Gak usah cari muka deh lu!” teriak Jiwon dari kursinya.
“Woonie, kamu harus sopan sama saya. Sekarang saya adalah gurumu.”
“Emang gue pikirin? Yesung oppaku tercinta kan tetep oppaku.”
“terserah kamu. Oh ya, Matsuyama-san..”
“Kenichi saja seonsaeng..”
“Hyung saja Kenichi-chan. Kamu bisa duduk di samping Jiwon.” Kata Yesung sambil menatapnya dengan tatapan jangan-ganggu-dia-atau-kamu-akan-berurusan-denagnku. Kenichi mengiyakan dengan tatapn aku-mengerti-hyung-percayalah-padaku lalu pergi menuju bangkunya.
“Kenichi Matsuyama.” Katanya begitu duduk di sebelah Jiwon.
“Kim Jiwon.” Balas Jiwon dengan tatapan super manis yang dia keluarkan, yang benar-benar bisa membuat Kenichi berpikir Jiwon adalah makhluk-Tuhan-paling-indah.
“Kim Ryeowook imnida” Ryewook menoleh ke belakang dan menyalami Kenichi Matsuyama. “Wookie Hyung saja.”
“Henry Lau imnida. Henry aja.”
“Yang Yoseob imnida. Sobie aja.”
“Kim Kibum. Key saja.” Sekarang gantian Key yang memperkenalkan diri.
“Kenichi Matsuyama. Kenichi saja.”
“nggak! Aku nggak terima, Woonie boleh manggil Nichi, berarti Key juga boleh.” Key memasang tatapan cantik maut miliknya. Kenichi heran dengan tatapan Key. Dia berpikir kalo Key memakai seragam cewek pasti gak akan ada yang tahu kalo dia itu cowok.
“ya Yeppo! Silahkan saja kau panggil dia Nichi.” Jiwon yang gak terima namanya dibawa-bawa angkat bicara.
“Yeppo?” tanya Kenichi nggak paham kenapa Key dipanggil Yeppo. Yeppo kan artinya cantik.
“soalnya Key cantik, melebihi cantiknya cewek. Makannya aku manggil dia Yeppo.”
“Oh..” Kenichi hanya ber ‘Oh’ ria. Ternyata Jiwon gak jahat-jahat amat.
“yak Henli, Sobie, Wookie, Key, Woonie, Kenichi! Sampai kapan kalian mau bicara terus. Sekarang pelajaran, buka buku kalian dan jangan ngobrol.”
“Ne, Hyung~” jawab Henry, Yoseob, Key Ryeowook dan Kenichi berbarengan. “Ne Uri Oppa.” Diselipi suara Jiwon yang sangat indah.
“eh, oppamu itu agak serem ya?” Kenichi membuka pembicaraan setelah sekitar 30 menit dia memperhatikan pelajaran. Tapi sekarang dengan berbisik.
“kadang. Dia kan harus menempatkan bagaimana dia bersikap sesuai dengan waktunya. Dia sebenarnya oppa yang sangat baik.”tak beda dengan Kenichi, Jiwon juga berbisik.
“kamu gak buruk-buruk amat ternyata..”
“iyalah!”
“tapi kok kayaknya dia protective banget sama kamu?”
“gak Cuma dia. Empat namja di depanku, dua adik laki-lakiku yang di kelas 1, oppaku yang di kelas 3, dan teman-teman dekat saudara laki-lakiku. Mereka semua terlalu menjagaku. Karena aku anak perempuan satu-satunya diantara 4 saudara laki-laki. Mereka tidak memperbolehkan aku dekat dengan cowok yang gak mereka suka.”
“uuh.. serem~”
“makannya kamu jangan macem-macem padaku.”
“Arra. Eh, aku boleh manggil kamu Woonie juga?”
“boleh, tapi aku gak nanggung kalo kamu diapa-apain oppaku.”
“ok woonie~”

OoOoOoOoOoOoOoO

Suasana kantin Seoul High School kini penuh sesak. Tapi, di antara murid-murid yang berdesakan itu ada 2 bangku yang dijadikan satu yang sangat tentram dan nyaman. Yak! Itu adalah tempat duduk para petinggi di sekolah itu. Bukan OSIS, atau pun dewan murid. Tapi orang-orang yang tanpa mereka mau dan sadari menjadi orang –orang dengan grade kepopuleran yang sangat tinggi.
2 bangku itu memang masih kosong, tapi sebentar lagi juga 맘 terisi.
“yak Echa! Jangan tarik dasiku.” Teriakan melengking namun merdu itu berhasil membuat seisi kantin minggir dan memberikan jalan bagi pemilik suara dan teman-teman.
“Woonie sih lemot!” teriak oarng yang dipanggil Echa tadi.
“lemot? Kita ini gak lemot. Tapi kecepeten jalannya. Liat tuh umma, Yoona unni, Tiffany unni, Henli-ah, Sobie Oppa, Wookie Oppa, Key-ah, Nichi-chan juga masih di belakang kita.”
“hehe.. gua laper berat nih.” Kata Echa nyengir.
“lu kurus-kurus tapi gak bisa berhenti makan.”
“biarin aja, yang penting gue tetep cantik.”
Mereka berdua pun langsung duduk di bangku mereka biasa duduk. Disusul ke enam temennya yang lain. Semua mata melihat mereka. Mereka sebenarnya sudah sangat tidak terganggu dengan tatapan itu, namun bagi Kenichi itu hal yang baru.
“napa sih mereka ngeliatin kita?” Kenichi bertanya pada temen-temen yang lain.
“itu udah biasa.”
“tiap hari?” pertanyaannya disambut anggukan manis dari semua temennya. “kok?”
“soalnya, katanya keluarga Kim itu keluarga angel from heaven. Dan kami ini—read: selain keluarga Kim—adalah sayapnya. Apalagi ada pendatang baru di sini.” Jelas Sungmin yang entah sudah muncul sejak kapan dan duduk di samping Kyuhyun lalu Kyuhyun mengecup sekilas bibir kekasihnya itu. Kenichi mengerutkan dahinya melihat adegan itu.
“pendatang baru?”
“ya, pendatang baru. Kamu Kenichi Matsuyama.” Kata sosok tinggi yang berada di samping Jiwon. “Kim Changmin imnida. Changmin aja. Kita seumuran kan?”
“Kenichi Matsuyama imnida. Kenichi aja.”
“Kim Kyuhyun imnida. Kyu aja.”
“Lee Sungmin imnida. Just Minnie hyung. Maaf ya kamu tadi ngeliat hal yang gak seharusnya diliat. Kamu harus biasa.”
“biasa?”
“iya, kami di sini memang menganggap hal itu tabu, tapi kalo keluarga kami yang melakukan anak-anak di sekolah ini biasa saja. Bahkan mereka kadang sampai menantikan mereka seperti itu. Dan Minnie itu pacarnya Kyu.” Jelas lelaki yang baru saja datang dan langsung duduk di sebelah pemuda cantik yang duduk di sebelah Taeyeon. “Kim Doojoon imnida. Doojoon Hyung.” Kenichi menganggukkan kepalanya.
“Park Jungsoo imnida. Leeteuk hyung.” Kata namja cantik yang duduk di sebelah Taeyeon.
“Lee Donghae imnida. Donghae hyung. Adiknya Minnie hyung.”
“oh ya, kita yang sekelas belum kenalan.” Kata Taeyeon baru sadar. “Baek Taeyeon imnida. Tae umma.”
“bukan Baek Taeyeon. Tapi Park Taeyeon.” Kata Leeteuk sambil menatap yeoja itu.
“terserah kamu aja.” Taeyeon mengangkat bahunya.
“Jung Won imnida. Tapi, nama Indonesia gue Reska Putri. Echa saja.”
“kamu dari Indonesia?” pertanyaan Kenichi disambut anggukan dari Echa.
“Lim Yoona imnida. Yoona.”
“Stephani Hwang imnida. Just Tiffany.”
“welcome to KFA!” teriak mereka menyambut Kenichi.
“kamsahamnida.” Dia sangat bahagia karena dia mengira dia tidak akan punya teman di sini karena beda warga negara. Ternyata enggak.
“wah, ada apa ini? Kenapa hyung nggak diajak?” suara bariton milik Yesung membuat orang-orang yang tertawa itu menoleh. Yesung langsung duduk disamping Ryeowook dan memeluknya. “annyeong Wookie!”
“hah? Seonsaeng.. eh yesung Hyung.”
“hai Kenichi-chan. Selamat datang di KFA. Tapi, ada beberapa peraturan yang gak boleh kamu langgar. Doojoon-ah!”
“pertama, kamu gak boleh menggoda Jiwon, kedua, kamu gak boleh nyakitin Jiwon, ketiga, kamu harus ngelindungi dia. Cuma itu aja kok.” Kata Doojoon pada Kenichi.
“dan.. kamu gak usah berharap menjadikan Noonaku sebagai cewekmu! Karena noonaku tidak akan berpacaran dengan lelaki sembarangan.” Omongan Changmin otomatis membuat semua yang ada di bangku itu tertawa. “wae? Am i wrong? Jangan ketawa. Heish..”
Acara ketawa mereka terus berlanjut sampai makan siang mereka dateng dan mereka melanjutkan dengan acara makan ceria.

Thursday, December 16, 2010

HahHaa...

 Sebelum panen......
 manen jagung
 kekasih yang tak terpisahkan

 
Lagi nanem....

Saturday, October 23, 2010

Wonder Girl - 2 Different Tears

Gave me 2 different tears
After all these years
Tears of joy, tears of pain
Like sunshine and rain

So I hate you...
So I love you...
So I hate you...
So I love you...

I'm tryna figure out how to move on with my life
Without you by my side
Wakin up with teary eyes,
I can't do this no more, gotta erase you now

So I think of all the pain you've given me
Try to look at all the damage you've done to me
No matter how hard I try,
I just can't figure out why
I keep thinking bout how sweet you used to be

Gave me 2 different tears
After all these years
Tears of joy, tears of pain
Like sunshine and rain
So I hate you
(But the love you gave me was so so good)
So I love you
(But the pain you gave me was so so bad)

I'm cryin over you, still what does this mean?
Do I still want you back in my life?
After all these painful things you've done to me
Why is it so hard to realize?

So I think of all the pain you've given me
Try to look at all the damage you've done to me
But the harder that I fight,
You come closer in my sight,
And I'm thinking of how sweet it could have been, oh no~

Gave me 2 different tears
After all these years
Tears of joy, tears of pain
Like sunshine and rain
So I hate you
(But the love you gave me was so so good)
So I love you
(But the pain you gave me was so so bad)

(Uh~)
(Come here boy)
(Uh~)

Why do I still feel this way
When I know there's nothing left to say
Shouldn't have ever loved you in the first place
Wanna erase you without a trace
Try to tell myself that I need to hate you
For the pain that you put me thorough
But I... For some reason why
Still miss you no matter how hard I try

Gave me 2 different tears (you gave me~)
After all these years (years, yeah)
Tears of joy, tears of pain (pain! )
Like sunshine and rain
So I hate you
(But the love you gave me was so so good)
So I love you
(But the pain you gave me was so so bad)

Gave me 2 different tears
After all these years
Tears of joy, tears of pain
Like sunshine and rain
So I hate you
(But the love you gave me was so so good)
So I love you
(But the pain you gave me was so so bad)~

Thursday, October 21, 2010

NYONTEK

I love You Dalam 100 Bahasa

A
Afrikaans - Ek het jou lief
Albanian - Te dua
Arabic - Ana behibak (to male)
Arabic - Ana behibek (to female)
Armenian - Yes kez sirumen
B
Bambara - M’bi fe
Bangla - Aamee tuma ke bhalo aashi
Belarusian - Ya tabe kahayu
Bisaya - Nahigugma ako kanimo
Bulgarian - Obicham te
C
Cambodian - Soro lahn nhee ah
Cantonese Chinese - Ngo oiy ney a
Catalan - T’estimo
Cheyenne - Ne mohotatse
Chichewa - Ndimakukonda
Corsican - Ti tengu caru (to male)
Creol - Mi aime jou
Croatian - Volim te
Czech - Miluji te
D
Danish - Jeg Elsker Dig
Dutch - Ik hou van jou
E
English - I love you
Esperanto - Mi amas vin
Estonian - Ma armastan sind
Ethiopian - Afgreki’
F
Faroese - Eg elski teg
Farsi - Doset daram
Filipino - Mahal kita
Finnish - Mina rakastan sinua
French - Je t’aime, Je t’adore
G
Gaelic - Ta gra agam ort
Georgian - Mikvarhar
German - Ich liebe dich
Greek - S’agapo
Gujarati - Hoo thunay prem karoo choo
H
Hiligaynon - Palangga ko ikaw
Hawaiian - Aloha wau ia oi
Hebrew - Ani ohev otah (to female)
Hebrew - Ani ohev et otha (to male)
Hiligaynon - Guina higugma ko ikawa
Hindi - Hum Tumhe Pyar Karte hae
Hmong - Kuv hlub koj
Hopi - Nu’ umi unangwa’ta
Hungarian - Szeretlek
I
Icelandic - Eg elska tig
Ilonggo - Palangga ko ikaw
Indonesian - Saya cinta padamu
Inuit - Negligevapse
Irish - Taim i’ ngra leat
Italian - Ti amo
J
Japanese - Aishiteru
K
Kannada - Naanu ninna preetisuttene
Kapampangan - Kaluguran daka
Kiswahili - Nakupenda
Konkani - Tu magel moga cho
Korean - Sarang Heyo
L
Latin - Te amo
Latvian - Es tevi miilu
Lebanese - Bahibak
Lithuanian - Tave myliu
M
Malay - Saya cintakan mu / Aku cinta padamu
Malayalam - Njan Ninne Premikunnu
Mandarin Chinese - Wo ai ni
Marathi - Me tula prem karto
Mohawk - Kanbhik
Moroccan - Ana moajaba bik
N
Nahuatl - Ni mits neki
Navaho - Ayor anosh’ni
Norwegian - Jeg Elsker Deg
P
Pandacan - Syota na kita!!
Pangasinan - Inaru Taka
Papiamento - Mi ta stimabo
Persian - Doo-set daaram
Pig Latin - Iay ovlay ouyay
Polish - Kocham Ciebie
Portuguese - Eu te amo
R
Romanian - Te ubesk
Russian - Ya tebya liubliu
S
Scot Gaelic - Tha gra\dh agam ort
Serbian - Volim te
Setswana - Ke a go rata
Sign Language - ,\,,/ (represents position of
fingers when signing ‘I Love You’)
Sindhi - Maa tokhe pyar kendo ahyan
Sioux - Techihhila
Slovak - Lu’bim ta
Slovenian - Ljubim te
Spanish - Te quiero / Te amo
Swahili - Ninapenda wewe
Swedish - Jag alskar dig
Swiss-German - Ich lieb Di
T
Tagalog - Mahal kita
Taiwanese - Wa ga ei li
Tahitian - Ua Here Vau Ia Oe
Tamil - Nan unnai kathalikaraen
Telugu - Nenu ninnu premistunnanu
Thai - Chan rak khun (to male)
Thai - Phom rak khun (to female)
Turkish - Seni Seviyorum
U
Ukrainian - Ya tebe kahayu
Urdu - mai aap say pyaar karta hoo
V
Vietnamese - Anh ye^u em (to female)
Vietnamese - Em ye^u anh (to male)
W
Welsh - ‘Rwy’n dy garu
Y
Yiddish - Ikh hob dikh

Thursday, October 14, 2010

Who Am I ?

Who am I, that the Lord of all the earth
Would care to know my name
Would care to feel my hurt
Who am I, that the Bright and Morning Star
Would choose to light the way
For my ever wandering heart

Not because of who I am
But because of what You've done
Not because of what I've done
But because of who You are

I am a flower quickly fading
Here today and gone tomorrow
A wave tossed in the ocean
Vapor in the wind
Still You hear me when I'm calling
Lord, You catch me when I'm falling
And You've told me who I am
I am Yours, I am Yours

Who am I, that the eyes that see my sin
Would look on me with love and watch me rise again
Who am I, that the voice that calmed the sea
Would call out through the rain
And calm the storm in me

I am Yours
Whom shall I fear
Whom shall I fear
'Cause I am Yours
I am Yours

Wednesday, October 13, 2010

Beautiful?

미인아...

Do you know or not that you’re very pretty, beautiful girl
Even if you call me crazy I still like you, beautiful girl
Someone tell this to my baby, to my baby that I’m here,
that I’m waiting

You’re neither yes nor no, yes nor no; say something, beautiful girl
If I had your heart, I’d just be the winner of life
This world’s logic, logic is to follow, guys who are brave,
Guys like me

Old sayings say that picking ten times Is going overboard, shrug, shrug, shrug
That girl is a powerful enemy, She’s unmoveable, pout, pout, pout
What will I do, what will I do? That girl is my only interest

Will you look or not look or not look or not at a guy like me
You neglect, neglect, neglect me even if you turn around
Even if you look and look, look and look, look and look, there’s no one else but me
Whether you look or not, look or not, look or not
What should I buy, buy, buy, buy as a present for you
Oh, I’m going to go crazy from your image That I’ll like even just thinking about it

Listen girl, I like you, baby girl, I love you
I’m the only guy for you
Please listen to the confession I have for you
My heart says to stop fussing and please nod, nod, nod
If it takes this much effort, I could save the world and be admirable, admirable, admirable
What do you want me to do, what do you want me to do That girl is my everything

It’s true that my feelings don’t have a place to go
You know that I adjusted myself to fit you
How to keep loving you?
I’ll really be good to you. Don’t let me rot just like this
I’ll wait, beautiful girl!

Hope you’ll step to me, step to me
I love you, beautiful girl!

TOO SWEET... :)